Nuffnang

Penaja

Khamis, 12 September 2013

Tangis Seorang Suami


Pada ketika
Dingin menyelaputi
Mengerat mimpi
Warga bakti
Tatkala itu
Langkahan kaki
Deras dialir
Untuk menagih rezki
Agar bersimpati
Dengan usahanya
Sehari ke sehari
Kudrat dibanting
Keseluruhnya
Tanda tak mahu alah
Dengan makna hidup yang
Menuntut
 Perahan peluh
Hingga ke penghujung senja.
 
Dia
Suami
Punya isteri
Bakal punya penyeri.
 
Walau tahu
Hidupnya makin sempit,
Walau tahu
Hidupnya makin perit,
Tak merelakan
Merempat
Untuk sesuap
Habuan
Padanya rela
Berputus segala
Asal mendapat
Sekepal nikmat
Dikongsi bertiga.
 
Ya,
Hidupnya melarat,
Seorang suami,
Yang punya isteri
Yang bakal menyambut penyeri.
 
Cabar hidup
Yang makin parah
Sentiasa dipermainkan
Tentang janji
Yang tak sudah
Dimungkiri
Perut sendiri kosong
Demi menjaga
Perut gendut
Yang menghisap
Tak berperi.
 
Dan akhirnya
Pabila segala usaha
Makin malap rasanya
Pahit yang ditelan
Tak tahu
Bagaimana meneruskan
Termenung
Bagaimana nanti
Akan dilalui
Hari-hari.
 
Tangis seorang suami
Dalam diam
Dalam hati
Walau payahnya amat
Tetap diteruskan
Demi
Dirinya
Bergelar suami
Untuk isteri
Dan bakal penyeri
Walau pasti
Takdir dan rezki
Tidak selalu
Menyebelahi
Diteruskan juga 
Langkahan kaki
Meniti hari-hari
Menebus janji.
 
Kampung Melayu Subang
12 September 2013
 
 

Nuffnang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis